Kasih Ibu
kepada Beta
Tak terhingga
sepanjang masa
Hanya
memberi tak harap kembali
Bagai sang
Surya menyinari dunia
Lirik di
atas merupakan bagian dari lagu kanak-kanak karya SM Mochtar. Lagu sederhana
yang sarat makna. Mengingatkan setiap anak di Indonesia betapa besar dan
berartinya jasa seorang Ibu. Lirik yang singkat dan ringan, menggunakan bahasa
yang mudah untuk diingat dan dihafalkan sehingga tanpa disadari mampu membuat
kita menyanyikan lagu ini berulang-ulang dengan tempo pelan, apalagi bagi anak-anak.
Lagu “Kasih
Ibu” menyampaikan pesan dan nasihat yang sangat jelas dalam setiap bait dan
liriknya. Bernarasi tentang bagaimana tiada terkiranya kasih sayang seorang Ibu
kepada anak tercinta, tiada terkira hingga akhir hayat. Bahkan lebih dari itu,
lagu tersebut menggambarkan dengan gamblang bahwa pengorbanan seorang Ibu tiada
mengharapkan imbalan atau balas jasa. Tanpa pamrih.
Lirik tersebut
mencoba menggunakan gaya bahasa untuk menjelaskan maksud dari kasih seorang Ibu
tanpa secara harafiah, merujuk kepada penggunaan retorika sang Surya menyinari
dunia. Namun begitu, Alegori kasih Ibu kepada Beta melalui bagai sang Surya
menyinari dunia sangatlah rancu dan tidak tepat. Karena Sang Surya tidak
mengasihi siapapun.
Matahari
telah bersinar tanpa henti selama 1,5 milyar tahun dan akan terus bersinar
hingga beberapa milyar tahun lagi sebelum akhirnya kehabisan bahan bakar
kemudian meredup lalu mati. Melepaskan energi sangat besar yang bahkan mampu
menghidupi sebuah tata surya yang berisikan planet dan benda-benda angkasa. Sinar
sang Surya tak terhingga sepanjang masa namun ia tidak menyinari karena kasih
dan tanpa pamrih, tidak sebanding kasih Ibu.
Semua
radiasi yang dipancarkan dan diterima benda-benda angkasa di tata surya merupakan
sampah hasil reaksi fusi Matahari. Bahwa sebenarnya kita menerima hasil lepehan Matahari, bukan pemberian penuh kasih tanpa pamrih. Kebetulan saja sampah yang bermanfaat.
Radiasi Matahari
bisa dimanfaatkan oleh berbagai organisme di Bumi setelah disaring oleh medan
elektromagnet bumi dan ozon di stratosfer. Tanpa semua perlindungan itu bumi
akan kiamat, tanpa satupun kehidupan berarti. Tanpa perlindungan medan
elektromagnet Bumi terhadap radiasi Matahari, bumi akan terpanggang oleh sinar
dengan panjang gelombang nano. Seperti sebuah apel di dalam microwave yang dinyalakan 24 jam non-stop.
The Day
After tomorrow merupakan sebuah film Hollywood yang dibintangi oleh Jake
Gyllenhaal, memiliki cerita yang berpusat pada inti Bumi berhenti berputar sehingga
mengakibatkan kerusakan alam dan mengharuskan sekelompok manusia melakukan pengeboran
sampai ke inti bumi untuk melakukan perbaikan.
Jika sampai
hal yang terjadi di film tersebut benar terjadi, konsekuensinya tidak tidak
akan sama seperti yang digambarkan melalui turun drastisnya suhu Bumi. Justru
akan terjadi sebaliknya. Jika inti Bumi berhenti berotasi maka sebagai
akibatnya medan elektromagnet bumi akan tersisa 1/5 dari kekuatan biasa
sehingga tidak cukup untuk menahan paparan gelombang mikro yang dimuntahkan Matahari.
Ozon di
stratosfer berfungsi menyerap sebagian besar sinar ultra ungu. Sinar ultra ungu
berlebihan akan sebabkan kehidupan bumi rusak parah. Sebelum ozon terbentuk di
atmosfer, tidak ada kehidupan organisme kompleks di Bumi. Karena memang tidak
mungkin, dibunuh sinar ultra ungu.
Sehingga pada
kenyataannya bukanlah Matahari yang penuh kasih memberi tanpa pamrih. Justru
medan elektromagnet dan ozonlah yang melindungi bumi dari paparan mematikan
sang Surya. Pahlawan tanpa tanda jasa yang melindungi kehidupan bumi sepanjang waktu, setiap saat, tanpa
mengharapkan balasan atau bahkan pengakuan. Hanya memberi tak harap kembali, The Unsung Heroes. Layaknya seorang
ibu dengan kasihnya.
Ibu > Sang Surya.
*DISCLAIMER: Tulisan ini hanya untuk hiburan. Sesuai dengan labelnya, IMGO :))
Good info. thanks
ReplyDelete