Oleh: William Ernest Henley
Out of the night that covers me,Black as the pit from pole to pole,I thank whatever gods may beFor my unconquerable soul.
In the fell clutch of circumstanceI have not winced nor cried aloud.Under the bludgeonings of chanceMy head is bloody, but unbowed.
Beyond this place of wrath and tearsLooms but the Horror of the shade,And yet the menace of the yearsFinds and shall find me unafraid.
It matters not how strait the gate,How charged with punishments the scroll,I am the master of my fate,I am the captain of my soul.
----------
Sajak pendek di atas merupakan karya pujangga Inggris, William Ernest Henley. Saat pertama kali membaca Invictus, sekitar lima atau enam tahun yang lalu, saya langsung dapat meresapi setiap kata dan baitnya dengan seketika. Bagi saya yang saat itu sedang berada pada titik terendah dalam hidup, merasakan dorongan kuat untuk tetap bertahan dan berjuang memperbaiki keadaan. Bait dalam Invictus terasa kuat dan menginspirasi.
Lama kemudian saya juga mengetahui kalau tokoh-tokoh besar seperti di antaranya, pejuang hak asasi manusia Nelson Mandela dan Aung San Suu Kyi, juga menemukan inspirasi dibalik bait-bait kuat Invictus. Selama dipenjara oleh rezim apartheid di Afrika selatan, Mandela secara rutin merapalkan kata-kata dari sajak pendek bergaya Victorian ini dalam percakapannya dengan tahanan lain. Invictus dalam bahasa latin kurang lebih berarti Undefeated atau Tak Terkalahkan.
No comments:
Post a Comment