05 June 2017

UNPLEASANT FEELINGS

Dulu tidak ada masalah dengan aroma kapur barus, biasa saja.

Saat almarhum oma meninggal, dan ikut mempersiapkan kain kafan yg termasuk kapur barus ditumbuk halus di dalamnya, sejak saat itu otak secara otomatis measosiasikan bau kapur barus dengan pengalaman tidak menyenangkan. Unpleasant feelings.

Sebelum itu juga sudah biasa dengan hubungan bau kapur barus dan orang meninggal tapi kenapa baru pada saat oma meninggal merasa seperti itu? Entahlah, mungkin karena dari kecil tinggal dan tumbuh besar dengan oma sehingga jadi dekat sekali. Bahkan lebih dekat dibanding dengan si mama. Mungkin karena itu rasa kehilangan jadi terasa sekali

Pagi ini mempersiapkan kain kafan untuk tetangga sebelah rumah yang meninggal tadi malam. Mau tidak mau membaui lagi aroma kapur barus, mau tidak mau otak measosiasikan lagi dengan memori tidak menyenangkan

A shade of anxiety, anger, depressed, confused, lost and sadness. We know these feelings are unpleasant.

INVICTUS

Oleh: William Ernest Henley
Out of the night that covers me, 
Black as the pit from pole to pole, 
I thank whatever gods may be 
For my unconquerable soul.
In the fell clutch of circumstance 
I have not winced nor cried aloud. 
Under the bludgeonings of chance 
My head is bloody, but unbowed.
Beyond this place of wrath and tears 
Looms but the Horror of the shade, 
And yet the menace of the years 
Finds and shall find me unafraid. 
It matters not how strait the gate, 
How charged with punishments the scroll, 
I am the master of my fate, 
I am the captain of my soul. 
----------

Sajak pendek di atas merupakan karya pujangga Inggris, William Ernest Henley. Saat pertama kali membaca Invictus, sekitar lima atau enam tahun yang lalu, saya langsung dapat meresapi setiap kata dan baitnya dengan seketika. Bagi saya yang saat itu sedang berada pada titik terendah dalam hidup, merasakan dorongan kuat untuk tetap bertahan dan berjuang memperbaiki keadaan. Bait dalam Invictus terasa kuat dan menginspirasi.

Lama kemudian saya juga mengetahui kalau tokoh-tokoh besar seperti di antaranya, pejuang hak asasi manusia Nelson Mandela dan Aung San Suu Kyi, juga menemukan inspirasi dibalik bait-bait kuat Invictus. Selama dipenjara oleh rezim apartheid di Afrika selatan, Mandela secara rutin merapalkan kata-kata dari sajak pendek bergaya Victorian ini dalam percakapannya dengan tahanan lain. Invictus dalam bahasa latin kurang lebih berarti Undefeated atau Tak Terkalahkan.

PRESISI DAN AKURASI

Dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari terkadang kita terbiasa menggunakan suatu istilah atau terminologi yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak disampaikan. Bahkan tidak jarang istilah-istilah yang sebenarnya memiliki maksud berbeda sering kita gunakan secara bersamaan dalam menyampaikan maksud yang sama, salah satu contoh di antaranya yaitu presisi dan akurasi.

Sekilas memang presisi dan akurasi seakan-akan memiliki maksud atau pengertian yang sama, padahal kedua kata ini memiliki pengertian berbeda. Presisi adalah keadaan pasti sementara akurasi merupakan keadaan benar. Dalam skala pengukuran, presisi merupakan seberapa dekat nilai antar data (konsistensi), sedangkan akurasi merupakan seberapa dekat data pengukuran dengan hasil yang diharapkan.

Mahasiswa jurusan ekonomi atau ilmu sosial lainnya, sering melakukan penelitian dengan pengambilan data. Metode kuantitatif atau proses kuantifikasi data biasanya diolah dengan menggunakan metode statistika. Kaitannya dengan presisi dan akurasi yaitu, presisi diwakilkan oleh nilai standar deviasi dan akurasi diwakilkan oleh nilai residual. Data dengan tingkat presisi yang tinggi memiliki standar deviasi yang kecil sementara data dengan akurasi baik memiliki nilai residual yang kecil (mendekati nol).

Presisi dan akurasi dapat diilustrasikan dalam diagram berikut: