23 November 2014

Liga Manakah yang Paling Kompetitif?


Liga yang paling kompetitif, merupakan salah satu bahan pembicaraan paling sering dibahas oleh para penggemar sepakbola Eropa. Dalam pertukaran pendapat, setiap penggemar cenderung untuk merujuk kepada Liga yang lebih mereka sukai atau favoritkan, entah itu Liga Inggris, Liga Italia ataupun Liga Spanyol. Topik ini juga acap kali kita dengar pada pembicaraan di media cetak maupun elektronik. Namun begitu seakan belum ada standar baku pengukuran liga manakah yang paling kompetitif. Oleh karena hal tersebut saya mencoba untuk melakukan perbandingan dengan angka, mencoba membandingkan secara kuantitatif liga manakah yang paling ketat dalam persaingan. 

Dalam perbandingan kali ini, komparasi dilakukan terhadap empat liga dengan koefisien tertinggi UEFA yakni Liga Spanyol (La Liga), Liga Inggris (EPL), Liga Jerman (Bundes Liga) dan Liga Italia (Serie A). Perhitungan komparasi berdasarkan prinsip standar statistika yaitu dengan perbandingan simpangan baku poin rata-rata setiap tim pada tiap Liga yang diperoleh dalam satu pertandingan. Secara teori, semakin besar simpangan baku maka semakin jauh nilai masing-masing terhadap nilai rata-rata yang berarti semakin besar gap antara nilai. Ini berarti, semakin besar simpangan baku berarti semakin tidak kompetitif suatu liga dikarenakan jarak perolehan poin yang tidak berimbang. Dan sebaliknya, semakin rendah simpangan baku berarti semakin ketat dan berimbang liga tersebut dikarenakan jarak perolehan poin yang semakin merata.

Pada 10 tahun terakhir, La Liga memiliki simpangan baku rata-rata terendah paling sering. Ini berarti persaingan antar klub La Liga relatif ketat diandingkan liga-liga lainnya walau hal tersebut kontradiktif dengan fakta bahwa dalam 10 tahun terakhir La Liga dikuasai oleh dua klub yakni Barcelona dan Real Madrid, dan hanya satu tim yang mampu memecah siklus tersebut yaitu Atletico Madrid yang berhasil menjadi kampiun pada musim lalu. Dan jika dilihat pada grafik, La Liga memiliki simpangan baku terendah pada musim lalu, hal ini sedikit banyak dipengaruhi perebutan juara hingga kualifikasi ke turnamen-turnamen Eropa dan penentuan degradasi yang ketat hingga pekan-pekan terakhir.

Sebaliknya, EPL merupakan liga yang paling sering memiliki simpangan baku terbesar yang mengindikasikan tingkat persaingan tidak ketat jika dibanding liga lainnya. Seperti halnya La Liga, EPL juga dikasai tim-tim tertentu seperti Man United, Arsenal, Chelsea dan Man City yang bergantian juara dalam 10 tahun terakhir, namun persaingan papan tengah di EPL lebih tidak berimbang jika dibandingkan liga-liga lainnya sehingga mengakibatkan perbedaan perolehan poin yang lebih jomplang.

Bundes Liga di satu sisi, merupakan liga paling rata-rata, tidak peling tinggi namun juga tidak paling rendah simpangan bakunya. Ini mengindikasikan persaingan Bundes Liga yang relatif selalu rata setiap tahunnya pada 10 tahun terakhir. Namun seperti yang terlihat pada grafik, simpangan baku Bundes Liga naik tajam pada tahun terakhir yang mengindikasikan perubahan persaingan yang menjadi lebih tidak kompetitif. Hal ini bisa dikarenakan oleh superioritas sang juara FC Bayern pada musim lalu yang hampir tidak memiliki hambatan berarti dan juga melemahnya pesaing seperti Borussia Dortmund dan Schalke 04. Dan juga tim-tim papan bawah yang tidak memperoleh poin cukup selama kompetisi.

Di antara keempat liga yang diperbandingkan, Serie A memiliki pergerakan simpangan baku yang menarik, karena memiliki angka relatif tinggi di tahun-tahun awal yang sedikit banyak dipengaruhi oleh keperkasaan Juventus dan tim-tim besar lain hingga angka tersebut menurun kembali di lima empat tahun terakhir yang mengindikasikan kompetisi Serie A menjadi rata dan kompetitif kembali. Namun kontradiksi terjadi pada musim terakhir di mana Serie A memiliki nilai simpangan baku tertinggi di antara yang lain. Hal ini bisa jadi dikarenakan superioritas Juventus musim lalu yang mampu menyudahi kompetisi dengan poin melebihi angka 100, serta tim-tim papan tengah ke bawah yang tidak mampu berbuat banyak dan menjadi lumbung poin tim-tim di atasnya.

Penggunaan nilai simpangan baku sebagai perbandingan kompetisi mana yang paling kompetitif memiliki beberapa kelemahan terutama jika dilihat secara kualitatif pada setiap liga. Namun begitu, motode ini setidaknya lazim digunakan dalam dunia statistika dan mampu menyajikan acuan secara angka yang dapat dinilai dalam perbandingan yang terukur ketimbang argumen-argumen subyektif yang biasanya muncul pada saat penggemar bola mengagungkan kompetisi favorit mereka saat beradu mulut.

No comments:

Post a Comment